JENANG CULTURAL TRADITION USES THE ABCD (ASSET BASED COMMUNITY DEVELOPMENT) METHOD TO BECOME A REACHING ROUTINE IN THE VILLAGE OF PESAWAHAN
Keywords:
Culture,, religious study, jenang fundAbstract
Abstrack
This mentoring explores the transformation of the cultural tradition of 'jenang' into a religious routine study through the application of the Asset-Based Community Development (ABCD) method. The focus is to understand how the ABCD approach can strengthen and sustain cultural traditions in the context of religious studies within the community. The ABCD method is employed to identify the assets inherent in the 'jenang' culture and encourage active community participation in preserving and developing this tradition. In these religious routine studies, not only are religious activities conducted, but there is also a collective savings and credit association ('arisan'), where the pooled funds are allocated to the homeowner. However, these religious studies currently lack fund management (kas), making them suitable for the implementation of fund management. The results of the mentoring indicate that with the ABCD approach, the community in Pesawahan village can tap into the potential and local assets to strengthen and preserve the cultural tradition of 'jenang,' integrating it into religious routine study activities. The utilization of funds within these religious routine studies aims to fulfill the needs of the members, such as creating special uniforms. The PKM method used is the Asset-Based Community Development (ABCD) approach, focusing on developing local assets or culture owned by the community, such as the religious study that involves fund management (kas). The stages used in this activity are preparation, implementation, and evaluation. This demonstrates that the application of the ABCD method can be an effective approach in building the sustainability of local cultural traditions in rural communities.
Keywords: Culture, religious study, 'jenang,' fund.
Abstrak
Pendampingan ini mengeksplorasi transformasi tradisi budaya jenang menjadi rutinitas pengajian melalui penerapan metode Asset Based Community Development (ABCD). Fokusnya adalah memahami bagaimana pendekatan ABCD dapat memperkuat dan mempertahankan tradisi budaya dalam konteks pengajian di masyarakat. Metode ABCD digunakan untuk mengidentifikasi aset-aset yang terdapat dalam budaya jenang dan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan tradisi tersebut. Dalam pengajian rutinan ini tidak hanya diisi dengan kegiatan keagamaan saja, tetapi juga ada arisan, yang mana uang arisan tersebut untuk pemilik rumah yang ditempati,tetapi dalam pengajian ini tidak memiliki yang adanya pengelolaan pendanaan (kas) sehingga pengajian ini sangat cocok untuk diadakan pengelolaan pendanaan (kas). Hasil pendampingan menunjukkan bahwa dengan pendekatan ABCD, masyarakat desa Pesawahan mampu menggali potensi dan aset-aset lokal yang dimiliki untuk memperkuat dan melestarikan tradisi budaya jenang, serta mengintegrasikannya ke dalam kegiatan pengajian secara rutin, pemanfaatan kas didalam pengajian rutinan tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para anggota, salah satu contohnya membuat seragam khusus, metode PKM yang di gunakan adalah pendekatan aset based community development (ABCD) dengan mengembangkan aset atau budaya lokal yang di miliki masyarakat, salah satunya yaitu pengajian yang ada pengelolaan pendanaan (kas)Tahapan yang di gunakan dalam kegiatan ini ialah persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Hal ini membuktikan bahwa penerapan metode ABCD dapat menjadi pendekatan yang efektif dalam membangun keberlanjutan tradisi budaya lokal di masyarakat pedesaan.
Kata kunci: Budaya, pengajian, jenang, kas